Electronic Dance Music sekarang bukan cuma soal beat nendang di klub malam Jakarta Selatan atau festival besar di Eropa, tapi juga jadi soundtrack kehidupan anak muda 19–35 tahun. Dari bassline yang bikin kepala kamu otomatis goyang sampai melodi dreamy yang bisa bawa kamu ke mood lain, EDM punya segudang subgenre yang siap memompa energi atau menemani santai.
Di bawah ini ada sembilan genre EDM terbaru dan terpanas yang wajib kamu explore. Setiap genre dilengkapi cerita singkat, karakteristik hingga rekomendasi artis dan trek biar kamu langsung bisa masuk ke suasana yang pas.
Jenis-Jenis Genre EDM yang Wajib kamu Tahu Sebelum ke Festival Musik
Genre EDM juga jadi pembeda utama antara bar santai dan club yang vibe-nya lebih eksplosif. Kamu bakal ngerasain sendiri bedanya ketika lagi chill di rooftop bar yang muter deep house, dibandingin sama club besar yang full power muter techno atau dubstep. Nah biar kamu nggak salah tempat dan makin nikmatin musiknya, kenalan dulu yuk sama jenis-jenis genre EDM ini.
House Music
House Music lahir di Chicago pada awal 1980-an dan jadi fondasi EDM global. Ritme empat per empat yang konsisten dengan bassline berulang membuat kamu susah berhenti nge-dance sampai matahari terbit. Kamu bisa cek trek klasik seperti “One More Time” dari Daft Punk atau “Promises” Remix Calvin Harris. Artis yang lagi naik daun di scene house antara lain Gorgon City dan Dom Dolla, yang karyanya nyatuin vibe club dengan sentuhan vokal catchy.
Techno
Techno mengusung atmosfer futuristik dan minimalis, beat-nya biasanya cepat dan steady tanpa banyak melodi. Cocok buat kamu yang suka suasana underground di pabrik bekas atau gudang yang diubah jadi rave space. Coba dengar set panjang dari Charlotte de Witte atau Amelie Lens biar kamu ngerasain energinya. Techno bikin kamu terbius oleh terowongan suara yang gelap dan hypnotic.
Trance
Kalau kamu pengen soundscape melodik dan euforia, Trance jawabannya. Genre ini punya build-up pelan, breakdown penuh melodi dreamy, lalu climax dengan drop uplifting yang bisa bikin bulu kuduk merinding. Armin van Buuren dan Above & Beyond adalah pionir, sementara acara festival Ultra Music Festival sering jadi ajang terbaik menikmati trance marathon.
Dubstep
Kamu pasti kenal bass drop super berat dan wobble yang agresif di Dubstep. Skrillex sempat meledak secara mainstream dengan “Scary Monsters and Nice Sprites” dan membuka jalan buat Zomboy atau Excision. Gen Z banget kalau kamu suka kejutan di setiap beat dan headbang bareng teman di pit festival.
Drum and Bass
DnB punya tempo tinggi di kisaran 160–180 BPM, dengan pola drum yang rumit dan bassline berderu. Cocok buat kamu yang butuh rush energi nonstop. Pendulum, Sub Focus, dan Andy C adalah nama-nama besar, tapi generasi baru seperti Dimension juga patut diikuti. DnB sering dipakai buat warm-up atau closing set yang bikin crowd makin liar.
Future Bass
Future Bass terasa ringan dengan chord synth yang lembut, dibalut vokal manis dan build-up menarik. Flume dan Illenium adalah jagonya, sementara Marshmello membawa nuansa pop yang mudah dicerna radio. Genre ini pas buat kamu yang ingin EDM tapi tetap dekat dengan lagu-lagu bersuara vokal dan hooks yang gampang nempel.
Progressive House
Progressive House ciri khasnya adalah build-up gradual menuju drop epik yang memuaskan. Swedish House Mafia atau Eric Prydz piawai menciptakan momentum yang epic. Dengarkan “Opus” dari Prydz atau “Don’t You Worry Child” dari SHM untuk merasakan perjalanan sound yang dramatis.
Tropical House
Terinspirasi pantai dan suasana tropis, Tropical House punya tempo santai dan riff gitar atau steel drum yang bikin bayangan pasir putih langsung muncul. Kygo jadi pelopor dengan “Firestone” dan “Stole the Show”. Ngomong-ngomong genre ini juga sempurna diputar sore hari sambil ngopi di rooftop!
Hardstyle
Hardstyle memadukan kick drum keras di sekitar 150 BPM dengan elemen melodi up-lifting. Cocok buat kamu yang suka energi super tinggi tapi tetap butuh hook melodik. Brennan Heart dan Wildstylez sering tampil di festival seperti Decibel Outdoor. Nikmati sensasi hentakan beat yang langsung memacu adrenalin.
Breakbeat
Genre yang punya akar kuat di club-club lawas kayak Retro, Ex, sampai Stadium. Beat-nya pecah, looping, dan cepat. Sering dipakai buat ngebangun euforia crowd di era 2000-an.
Breakbeat lokal punya ciri khas lebih nendang dibanding versi UK, dan banyak di-mix sama unsur tribal atau vokal lokal. Kalau kamu dengerin set beberapa nightlife Jakarta, pasti familiar banget.
IndoBounce
Genre EDM yang cuma ada di Indonesia. Nama “IndoBounce” lahir dari sound lokal yang unik: gabungan antara electro, house, tribal, dan breakbeat, dengan tempo bounce yang catchy.
Biasanya diputar di bar-bar semi-underground dan beberapa private party di Jakarta. Meski belum banyak dikenal secara global, IndoBounce punya tempat spesial di hati penikmat skena EDM lokal.
Progressive
Beda dari progressive house mainstream, progressive khas Stadium (era 2000–2010) punya sound yang lebih dark, tribal, dan sering masuk ke arah trance. Build-up-nya lambat tapi deliver drop yang emosional banget.
Kalau kamu pernah clubbing di Stadium, kamu pasti tahu genre ini bukan cuma musik, tapi vibe yang melekat ke memori party . Sampai sekarang masih jadi referensi banyak DJ veteran Indonesia.
Gimana Cara Menemukan Genre EDM Baru yang Cocok Buat Lo?
Gak harus nunggu festival besar buat cari tren terbaru. Coba intip beberapa cara ini:
- Jelajahi playlist kurasi di platform streaming favorit kamu.
- Pantau lineup event lokal seperti Good Vibes Festival atau Neon Lights Party.
- Follow DJ/community club di Instagram dan TikTok untuk sneak peek track baru.
- Seru-seruan bareng teman yang satu selera, tukar playlist dan discover bareng.
Kalau kamu suka genre seperti ini, jangan sampai kelewatan deretan konser musik dan festival di Jakarta tahun ini ya!
Perbandingan Feel dan Suasana Tiap Genre EDM
Berikut adalah tabel yang membandingkan suasana dan feel dari masing-masing genre EDM:
Genre | Suasana/Feel Utama | Cocok Diputar di… | Mood Pendengar |
---|---|---|---|
House | Groovy, chill, funky | Bar, lounge, sunset party | Santai tapi tetap ingin bergerak |
Techno | Dark, mekanikal, industrial | Event underground, after-hours | Introspektif, fokus pada beat |
Trance | Euforia, dreamy, uplifting | Festival besar, sunrise set | Emosional, semangat tinggi |
Dubstep | Brutal, eksplosif, eksperimental | Rave, bass stage, moshpit | Headbang, suka kejutan dalam musik |
Drum & Bass | Hyper, cepat, dinamis | Jungle club, skating, party outdoor | Enerjik, tidak bisa diam |
Future Bass | Cute, dreamy, poppy | Cafe club, event brand collab | Suka EDM ringan dan catchy |
Progressive House | Emotional, build-up kuat | Dancefloor festival | Menunggu momen drop yang besar |
Melodic Techno | Hypnotic, immersive | After-party elit, underground | Fokus pada pengalaman musik |
Bass House | Bouncy, berat, groovy | Warehouse party, private rave | Party animal yang suka sound tajam |
Hardstyle | Cepat, agresif, banging | Festival outdoor (Defqon, DWP) | Adrenaline junkie, tidak suka jeda |
Breakbeat Indonesia | Tribal, looping, cepat | Klub retro Jakarta | Nostalgik, suka beat lokal |
IndoBounce | Lokal, catchy, ngebounce | Bar lokal, semi-underground | Fun, suka identitas lokal |
Progressive Stadium | Dark, tribal, mystical | Klub malam era 2000-an | Raver sejati, suka suasana emosional |
0 Komentar